Wednesday 2 November 2016

TAPI, MENINGGALKANMU BUKANLAH SEBUAH KESALAHAN


Di siang ini, gue tiba-tiba teringat tentang suatu kejadian. Tapi, sebelum gue tuangin segala sesuatunya disini, gue coba menenangkan diri gue dulu, gue pasang earphone dan putar lagu Hidupkan Mimpi nya Danger Ranger.


Oke, sekarang gue siap. Gue mulai ya.....
Eh iya, btw, gue bakal sampein cerita ini dengan gaya nulis gue yang nggak biasa.
Semoga masih berkenan~



***


"Lucu juga dia yang pake kacamata"
"Mana sih mana?"
"Itu lu liat nggak?"
"Hmm.. boleh, sih. Berani lu deketin?"
"Coba aja nggak ada salahnya lah.."
"Iya sih, yaudah, gih"
"Oke, kapan-kapan"
"Hahahahahaha, tai! Udah lah, yok lanjut"
"Sip, kuy kuy"



Berhari-hari setelahnya, entah ada keberuntungan apa yang menimpa saya. Perempuan yang saya bicarakan dengan teman tempo hari, kebetulan ada di dekat saya. Lantas, kesempatan yang datang tentunya tidak saya sia-siakan. Saya mengajaknya berkenalan, dan untungnya dia mau. Walaupun di awal-awal pembicaraan dia terlihat sangat jutek, tapi setelah ditelaah lebih jauh ternyata dia seorang yang pendiam. Mungkin kehadiran saya memang mengganggunya, makanya dia bersikap seolah mau-tak-mau meladeni saya.



Hari demi hari berlalu. Minggu demi minggu. Hubungan kami semakin dekat semenjak saling bertukar akun media sosial dan juga nomor telefon. Di awal perkenalan yang memang niat saya hanya sekedar bersilaturahmi menambah teman, nyatanya berlanjut sampai sejauh ini. Namun kemudian, ada sesuatu yang akhirnya harus kami sama-sama terima bahwa dia, perempuan yang akhir-akhir ini selalu menemani saya, harus pergi ke suatu tempat yang jauh. Kemudian, sebelum dia pergi, dia meminta kejelasan untuk semua hal yang kami lalui, dan, saya yang tidak terbiasa dengan hal ini, tentu saja, memberikan jawaban yang paling tidak ingin dia dengar. Dan kemudian, dia pergi....


***


Tidak lama setelah kepergiannya, saya tetap menjalani kehidupan saya yang biasa-biasa saja ini seperti biasa. Tidak ada yang berbeda. Sampai akhirnya, kehidupan berputar sekali lagi untuk mempertemukan kami. Iya, kami. Saya dan perempuan tempo hari. Tapi kali ini, ada yang berbeda. Entah, siapa diantara kami yang berubah. Saya melihatnya menjadi berbeda karena tentu saja itu dari sudut pandang saya. Dia pun melihat saya menjadi berbeda karena tentu saja itu dari sudut pandangnya. Tapi, saya tidak mau mempermasalahkan ini. Saya mengalah setiap ada sesuatu yang kira-kira akan memicu hubungan kami yang tidak jelas ini menjadi semakin tidak jelas nantinya. Itu memang tugas seorang laki-laki, bukan?



Sampai suatu ketika, saya mulai semakin tidak nyaman dengan sikapnya yang seolah-olah dia memiliki saya sepenuhnya. Padahal, sejak awal kami sudah membicarakan kemana arah hubungan ini. Tentu saja, saya, sebagai laki-laki yang tidak suka dikekang sedikit kecewa dengan perbuatannya. Namun, setelah saya sampaikan, dia bilang dia bisa mengerti. Namun sayangnya, sikap masing-masing dari kami dalam menjaga hubungan ini menjadi berbeda. Entah apa yang menyebabkan saya jadi seperti ini. 



Akhirnya, saya merasa sudah tidak ada lagi yang bisa saya perjuangkan untuknya. Karena rasa yang selama ini saya bangun, hilang begitu saja. Silahkan salahkan saya untuk semua ini, tapi memang inilah kenyataannya. Namun, ternyata tidak untuknya. Dia malah semakin menumbuhkan perasaannya. Tinggi, tinggi, dan semakin tinggi. Hingga saya tak tahu lagi dengan cara apa saya harus meninggalkannya. Bukan karena tidak mau berusaha bertahan, tapi karena memang saya tidak mau membohongi diri sendiri. Jika sudah tidak ada rasa lagi, lantas apa saya harus berbohong untuk pura-pura menyayangi? Tidak, sayang. Itu lebih keji.



Kemudian terbesit di dalam pikiran saya, yang mau tidak mau, suka tidak suka harus saya lakukan untuk bisa meninggalkannya. Saya berpikir untuk menjadi lelaki brengsek di depan mukanya. Sekali lagi, jika kalian membaca tulisan ini, silahkan salahkan saya dan hina saya semau kalian, tapi saya tidak akan pernah mau membohongi perasaan yang ada di dalam diri saya sendiri.



Entah kenapa, lagi-lagi seakan dunia berpihak pada saya. Tiba-tiba ada satu perempuan lain yang saya pikir bisa saya jadikan sebagai alasan untuk menjadi brengsek. Hingga akhirnya, semua yang saya rencanakan terjadi. Dia harus melihat saya seakan berhubungan dekat dengan perempuan ini. Hingga dia meluapkan semua kemarahan dan kehancuran hatinya pada saya. Dia dan hatinya hancur, mungkin berkeping-keping, tapi entah, saya tidak tahu pasti. Satu yang pasti saya tahu, saya berhasil membuat diri saya terlihat sebagai orang brengsek di mata indahnya. 


***


Manusia membuat kesalahan di dunia ini, tapi meninggalkanmu bukanlah sebuah kesalahan, sayang.
Satu-satunya kesalahan yang saya lakukan adalah; memulai sesuatu yang tidak bisa saya selesaikan dengan baik; mencoba menyayangimu.



Kemudian, ingin rasanya saya membuatkanmu sebuah puisi untuk bisa sedikit mencoba mengobati hatimu. Tapi, sepertinya tidak mungkin berhasil. Karena apapun yang saya lakukan sekarang, sudah tidak akan pernah ada artinya lagi untukmu. Jadi, saya tidak akan membuat puisi untukmu. Saya hanya akan memberi satu puisi yang bisa mewakili segala sesuatunya untukmu. Terima kasih...


Aku benci kata 'maaf',
karena kata setelahnya,
pasti menyakitkan.

Pun jangan juga ucapkan 'selamat tinggal',
karena tak ada hati yang selamat
saat ditinggal.

Terima kasih,
atas kasih yang pernah kuterima.

-andhikahadip, Jakarta, 2016-


***


"Apa yang kan terjadi bila ku bermimpi Kau hadir disini berharap tuk kembali padaku Kisah kita yang telah lama kau padamkan Tak akan pernah menghilang walau kau pikir telah usai
 Dan bila semua harus ku akhiri Ku ingin agar kau mengerti Kulakukan semua untukmu...."


Siang bolong di awal bulan November,dan bukan berdasarkan pengalaman pribadi
Guzti Eka Putra2016

6 comments:

  1. saya kira pengalaman pribadi. ahahahha..
    ternyata sudut pandang pria seperti itu di kala dalam situasi yang seperti itu.

    baiklah

    ReplyDelete
  2. Sial. Udah mikir ini pengalaman pribadi bukan ya? wkwkwk
    Bener kan.. "karena tak ada hati yang selamat
    saat ditinggal" :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. tak pernah ada hati yang selamat saat ditinggal, Nad :')

      makasih ya puisi yang dikirimnya, bisa jadi inspirasi buat bikin tulisan ini wkwk

      Delete
  3. Replies
    1. Ini pasti bacanya pas abis aku nonton kamu live itu...

      Delete
    2. Eh salah liat tanggal...

      Tadi siang...

      Delete